DAFTAR ISI
Daftar isi
…………………………..................…… i
BAB I ( Pendahuluan )
A. Latar
belakang ………………………………………………..1
B. Rumusan
Masalah …………………………………………....1
C. Tujuan
………………………………………………………..1
BAB II (
Pembahasan )
A.
Pengertian
Takabur ………………………………………….2-3
B.
Dalil-dalil
Takabur …………………………………………3-4
C.
Macam-macam
sifat Takabur ……………………………..5-6
D.
Penyebab
Takabur …………………....……………………6-8
E.
Akibat
Takabur …………………….……………………..9-10
F.
Cara
mengindar sifat Takabur …………………………….10
BAB III (
penutup )
A.
Kesimpulan
………………………………………………..11
B.
Saran
……………………………………………………….11
BAB IV
A.
Analisis
permasalahan ……………………………………….12
B.
Solusi
…………………………………………………………13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sebagai
bekal yang lebih mendalam agar kita terdorong untuk selalu menghindari sifat
sombong (takabur), simaklah pembahasan berikut ini! Manusia diciptakan oleh
Allah SWT dengan bentuk yang sebaik-baiknya, bila dibandingkan dengan
makhluk-makhluk lain di dunia ini, manusia merupakan makhluk yang paling baik
bentuknya dan paling sempurna karena mempunyai akal.
Bila
dibandingkan antara sesama manusia sendiri, maka di antara mereka ada kelebihan
dan ada kekurangannya. Tidak ada manusia yang paling sempurna bila dibandingkan
dengan yang lain. Oleh karenanya Allah SWT melarang manusia berlaku sombong
karena di balik kelebihan yang dimiliki, dia juga mempunyai kekurangan. Apalagi
kelebihan yang dimiliki oleh manusia adalah pemberian Allah SWT. Jadi, tidak
ada alasan untuk seseorang berbuat sombong
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
di atas, maka permasalahan yang hendak dibahas adalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang
dimaksud dengan Takabur?
2.
Bagaimana
Dalil-dalil tentang Takabur?
3.
Apakah Penyebab
dari Takabur?
4.
Bagaimana
Akibat dari Takabur?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.
Untuk menjelaskan
Pengertian Takabur.
2.
Untuk
menjelaskan Dalil-dalil tentang Takabur.
3.
Untuk menjelaskan
macam-macam Takabur
4.
Untuk menjelaskan
Penyebab dari Takabur.
5.
Untuk menjelaskan
Akibat dari Takabur
6.
Untuk memenuhi
tugas Akidah Ahlak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Takabur
Takabur
berasal dari bahasa Arab takabbara-yatakabbaru yang artinya sombong atau
membanggakan diri. Secara istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan
beranggaan bahwa hanya dirinya beranggapan yang paling hebat dan benar
dibandingkan orang lain. Takabur semakna dengan ta`azum, yakni menampakan
keagungan dan kebesaranya. Banyak hal yang menyebabkan orang menjadi sombong
akibat takabur di antaranya dalam ilmu pengetahuan, amal dan ibadah, nisab,
kecantikan, dan kekayaan. Takabur termasuk termasuk sifat yang tercela yang
harus di hindari.[1]
Dijelaskan
dalam firman Allah SWT :
إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong”. (QS..Al-Nahl [16]:23).
Di sisi yang lain disadari atau tidak,
terkadang seseorang menampakkan sikap angkuh dan takaburnya. Apabila sikap
takabur ini hanya dilakukan sesekali, barangkali orang yang di sekelilingnya
belum memberikan predikat sebagai orang yang takabur. Predikat takabur ini
biasanya baru diberikan ketika perbuatan takabur itu berulang-ulang kali
dilakukan dan ditampakkannya, baik berupa sikap, perkataan, maupun cara
bertingkah laku. Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita menghindarkan
diri dari sifat dan perilaku sombong ini. Teladan seorang muslim adalah
Rasulullah SAW.
Beliau
adalah sosok manusia yang bergelimang kemuliaan dan kelebihan, namun beliau
tidak pernah sedikitpun merasa lebih. Bahkan para pengikutnya pun dipanggilnya
dengan sebutan “sahabat”. Sebutan sahabat ini mempuyai makna tersirat yakni kesetaraan.
Jadi, Rasulullah SAW sebagai pemimpin yang mempunyai derajat tinggi, tetapi
tidak menganggap dirinya lebih tinggi dari para pengikutnya yang disebutnya
dengan sahabat itu.
Note : Dari pengertian di atas penulis
menjelaskan perbedaan Takabur dengan Sombong ialah sombong itu adalah
membangggakan dirinya dengan sekali saja sedangkan takabur ialah membangakan
dirinya secara terus-menerus.
B. Dalil-Dalil
Tentang Takabur
- QS.Mukmin
[40]:60
إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina. (QS.Mukmin [40]:60)
- QS.Al-Isra’([17]:37
وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولا
Artinya:Dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan
sampai setinggi gunung (QS.Al-Isra’([17]:37)
- QS.Luqman
([31]:18
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Artinya:Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS.Luqman ([31]:18)
- Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَمْثَالَ الذَّرِّ فِي صُوَرِ الرِّجَالِ يَغْشَاهُمْ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَيُسَاقُونَ
إِلَى سِجْنٍ فِي جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُولَسَ تَعْلُوهُمْ نَارُ الْأَنْيَارِ يُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِينَةَ الْخَبَالِ
Artinya:“Pada
hari kiamat orang-orang yang sombong akan digiring dan dikumpulkan seperti
semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari
berbagai sisi. Mereka akan digiring menuju sebuah penjara di dalam Jahannam
yang namanya Bulas. Api neraka yang sangat panas akan membakar mereka. Mereka
akan diminumi nanah penduduk neraka, yaitu thinatul khabal (lumpur
kebinasaan).”
[HR. Bukhari di
dalam al-Adabul Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no 2492; Ahmad, 2/179; dan Nu’aim
bin Hammad di dalam Zawaid Az-Zuhd, no. 151]
:عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَى اللهُ عَلَيهِ وَسَّلَم
.لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
.قَفَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً
.قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya: Dari ‘Abdullah ibnu
Mas’ud Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu berkata: bersabda
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Tidak akan masuk surga
orang-orang yang di dalam hatinya ada kesombongan, walaupun sekecil biji dzarah”.
Kemudian berkata seorang laki-laki: ”Sesungguhnya ada seseorang yang
menyukai supaya bajunya bagus dan sandalnya bagus.” (maksud lelaki ini
mempertanyakan apakah yang demikian termasuk sombong). Maka bersabda Nabi Shalallahu
‘alaihi wassalam: “Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Indah dan mencintai
keindahan. Yang sombong itu adalah menentang kebenaran serta merendahkan
manusia.” (Dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim Rahimahullahu Ta’ala).
C.
Macam-macam
sifat takabur
Takabur dari segi objek atau sasaranya terbagi
menjadi tiga macam, yaitu
1.
Takabbur kepada Allah
Inilah bentuk takabbur terburuk,
seperti yang pernah dilakukan oleh Namrud, Fir’aun dan sejenisnya. (QS. 40 :
60 dan 25 : 60).
2.
Takabbur
kepada Rasul
Yaitu sikap tinggi hati, menolak
mengikuti dan mematuhi Nabi, karena menganggapnya sebagai manusia biasa (QS.
23:34, 36:15). Seperti yang dinyatakan kaum kafir Quraisy kepada Nabi :
“Bagaimana kami bisa duduk di sisimu hai Muhammad, sementara yang ada di
sekitarmu orang-orang faqir”
3.
Takabur atas sesama manusia
Yaitu dengan membanggakan diri dan
meremehkan orang lain. Takabbur ini meskipun tidak seberat yang pertama dan
kedua, namun masih sangat berbahaya karena :
· Kebesaran
dan kehormatan hanya milik Allah, selainnya lemah dan terbatas.
· Ketika
seseorang takabbur, ia merampas salah satu sifat kebesaran Allah.
Menurut
pandangan tersebut di atas, secara umum takabur dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu :
1) Takabur
Batini ( Takabur dalam sikap )
Takabur batini atau batin adalah sifat takabur yang tertanam
dalam hati seseorang sehingga tidak tampak secara lahir/fisik, seperti
seseorang yang mengingkari kebenaran yang datang dari Allah swt. padahal dia
mengetahui kebenaran tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari orang yang termasuk golongan
takabur batin memiliki sikap, antara lain enggan minta tolong kepada orang lain
meskipun ia membutuhkan serta tidak mau berdoa untuk memohon pertolongan Allah
swt. padahal semua persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan sendiri
tanpa pertolongan-Nya. Allah STW. berfirman :
“Kuperkenankan
(Kukabulkan) bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Al
Mukmin : 60).
2) Takabur
Zahiri ( Takabur dalam Perbuatan )
Takabur zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat
langsung dengan panca indra, seperti dalam bentuk ucapan dan gerakan anggota
tubuh. Contohnya, riya, angkuh, dan memalingkan muka terhadap orang lain. Allah
swt. tidak menyukai orang-orang yang memalingkan muka (sombong) sebagaimana
terdapat dalam Surah Luqman Ayat 18 berikut :
Artinya :
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Luqman: 18)
D.
Penyebab Takabur
Tidak
akan sombong kecuali orang yang menganggap dirinya besar dantidak akan
menganggap dirinya besar kecuali orang yang menyakini memiliki sifat
kesempurnaan.[2] Pangkal
hal tersebut adalah kesempurnaan keagamaan dan keduniaan. Keagamaan adalah
menyangkut ilmu dan amal, sedangkan keduniaan menyangkut nasab,
kecantikan, kekuatan,harta kekayaan dan banyaknya pendukung.
1.
Ilmu pengetahuan
Seorang
berilmu pengetahuan mudah merasa tinggi dengan ilmu pengetahuannya., merasakan
kesempurnaan dan keindahan ilmu yang di milikinya dan merendahkan orang lain.
Ia menganggap paling mulia dari pada orang lain, ia terlalu merasa lebih mulia
untuk melakukan sesuatu bagi orang lain, ini menyangkut urusan dunia. Sedangkan
menyangkut perkara akhirat, maka kesombongan adalah dengan memandang
dirinya lebih tinggi dan lebih utama di sisi Allah dari pada orang lain.
Sehingga mereka sering menghawatirkan orang lain dari pada menghawatirkan diri
mereka sendiri. Orang ini lebih tepat di sebut orang bodoh dari pada orang
berilmu, bahkan ilmu yang hakiki ialah ilmu yang mengenalkan manusia dengan Tuhan.
Seseorang bertambah ilmu tetapi
bertambah pula kesombongannya, hal ini karena mereka menekuni ilmu tetapi bukan
ilmu yang hakiki. Serta mereka menggeluti ilmu dengan batin yang kotor, jiwa
yang buruk dan akhlak yang tidak baik. Tidak memperhatikan jiwanya dan
memperhatikan batinnya.
2.
Amal dan ibadah
Orang
yang zuhud dan para ahli ibadah tidak lepas dari nistanya kesombongan,
kepongahan dan tindakan yang memikat hati manusia. Kesombongan itu menyelinap
di dalam diri mereka baik menyangkut urusan dunia dan akhirat. Dalam
urusan dunia, ia memandang orang lainlebih patut untuk menziarahi dirinya dari
pada ia menziarahi orang lain. Sedangkan dalam urusan agama, ia memandang
binasa orang lain dan dirinya yang selamat. Padahal dengan pandangannya
tersebut justru memastikan dirinya lah yang binasa.
3.
Nasab
keturunan
Orang
yang mempunyai nasab keturunan yang mulia menganggap hina orang yang yang tidak
memiliki nasab tersebut, sekalipun lebih tinggi ilmu da amalnya. Kadang kadang,
sebagian dari mereka menyombongkan diri dan menganggap orang lain sebagai
pengikut. Sehingga mengakibatkan ia enggan bergaul dan duduk bersama mereka.
Akibatnya dalam lisan ialah membanggakan nasab keturunannya.ini merupakan hal
yang sangat mengakar dalam jiwa, tidak dapat terlepas darinya orang yang
berketurunan mulia, sekalipun ia orang yang shalih atau berakal sehat.
Hanya saja hal itu tidak mengimbas kepadanya jika tetap dalam kondisi yang
baik. Jika emosi telah mendominasinya maka hal itu akan memadamkan cahaya bashirah-nya
dan mengimbas kepadanya.
Rasulullah saw bersabda :
“Hendaklah orang-orang meninggalkan
kebanggaan terhadap nenek moyang mereka yang telah menjadi batu bara di neraka
jahanam atau (jika tidak) mereka akan menjai lebih hina di sisi Allah dari
kumbang yang hidungnya mengeluarkan kotoran.”[3]
4.
Kecantikan/ketampanan
(Al-jamal)
Hal
ini kebanyakan terjadi di kalangan kaum wanita dan menimbulkan cacian,
gunjingan dan menyebabkan aib aib orang. Diantaranya, apa yang
diriwayatkan dari Aisyah ra dalam sebuah hadist “ada seorang wanita mau
menemui nabi Muhammad saw, lalu aku berkata dengan tanganku begini, yakni ia
pendek, lalu ia nabi saw bersabda “kamu sungguh telah menggunjingnya”
pangkal timbulnuya hal ini adalah terselubungnya kesombongan, karena seandainya
aisyah juga pendek niscaya ia tak kan menyebutnya pendek. Seolah-olah aisyah
ujub dengan postur tubuhnya dan menganggap pendek wanita itu dibandingkan
dengan dirinya, lalu ia mengatakan apa yang telah di katakannya.
5.
Harta kekayaan (
al-maal)
Hal
ini biasanya di kalangan raja yang membanggakan harta simpanan mereka, para
saudagar yang membanggakan barang dagangannya, para tuan tanah yang membangga
banggakan tanah mereka, atau para pesolek yang membanggakan pakaian, kuda dan
kendaraan mereka. Sehingga orang yang kaya merendahkan orang yang miskin dan
menyombongkan diri.
Secara
umum, segala nikmat yang bisa di yakini sebagai kesempurnaan menimbulkan
kesombongan. Demikian pula orang yang fasiq, terkadang ia membanggakan dirinya
dengan dengan hal hal buruk, seperti minum khamer dan berbuat mesum dengan para
wanita.Menyombongkan diri dengan perbuatan perbuatan keji ini karena ia mengira
bahwa hal tersebut merupakan kesempurnaan, sekalipun salah. Itulah hal hal
yang secara umum di pakai para hamba untuk menyombongkan diri atas orang orang
yang tidak memilikinya atau atas orang orang yang memiliki tapi menurut
anggapannya masih di bawah tingkatannya.
6.
Kekuatan (Al
Quwwah)
Kekuatan dan kegagahan dapat memunculkan
takabbur atas mereka yang lemah dan tidak berdaya.
7.
pengikut/pendukung
(Al Atba’)
Banyaknya
pengikut, pendukung, murid, keluarga, kerabat, dsb. sering memunculkan
kesombongan pada orang yang memilikinya. Seorang guru menjadi takabbur karena merasa
banyak muridnya. Seorang pejabat menjadi takabbur karena banyak pengikutnya,
dst.
E.
Akibat Takabur
Diantara
sebab timbulnya rasa takabur adalah melupakan akan akibat buruknya.[4]
Akibat Buruk dari Takabbur:
1.
Terhalang dari
memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu.
Hal
ini disebabkan orang yang takabur merasa lebih tinggi dari hamba-hamba Allah
yang lain. Maka secara sadar atau tidak sadar ia telah melampaui batas
hingga menempati kedudukan Illahi. Orangseperti ini sudah barang tentu akan
terkena sangsi dan sangsi atau hukuman yang pertama ialah terhalang dari
memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. Sebagaimana firman
Allah yang artinya:
"Dan betapa banyak tanda-tanda di
langit dan dibumi yang mereka lewati, tapimereka berpaling dari padanya."
(Yusuf : 105)
2.
Kegoncangan
Jiwa
Orang
yang takabur dan merasa lebih tinggi dari pada orang lain, berkeinginan agar
orang lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga diri manusia sudah
barang tentu tidak mau berbuat demikian dan memang pada dasarnya mereka
tidak disiapkan untuk hal itu. Karena keengganan orang lain untuk menundukkan
diri kepadanya, berarti ia gagal memasuki keinginannya. Maka sebagai akibatnya
timbullah kegoncangan dalam jiwanya. Allah berfirman yang artinya :
"Barang
siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit." (Thaha : 124)
"Dan barang
siapa berpaling dari peringatan Tuhannya, Tuhan akan memberinya siksaan
yang berat" (Al-Jin : 17)
3.
Selalu dalam
keadaan aib dan kekurangan
Hal
ini disebabkan orang yang sombong mengira dirinya telah sempurna dalam segala
hal, maka iatidak mau intropeksi diri
sehingga ia tidak mau menerima nasehat,
pengarahan dan bimbingan dari orang lain.Sebagaimana firman
Allah yang artinya:
"(Bukan
demikian), yang benar, barangsiapa berbuat dosa dan ia telah meliputi oleh
dosanya,mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
(Al-Baqarah : 81 )
4.
Terhalang untuk
masuk Surga
"Tidak masuk
surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat dzarrah dari
takabbur…" (HR Muslim)
Note : Cara menghindarkan takabur dari
sifat tercela yaitu merendahkan diri, dan . Mendekatkan
seseorang untuk berbuat dosa
5.
Tidak
percaya adanya hari pembalasan.
6.
Dibenci
oleh Allah SWT, serta dikucilkan masyarakat.
7.
Ingkar
kepada kebenaran
8.
selalu ingat
kepada allah SWT
F. Cara
Menghidari Sifat Takabur
Sebagai umat Islam yang beriman, kita harus
berusaha menjauhi sifat takabur agar tidak tertanam dalam hati kita. Berikut
ini cara-cara menghindari sikap dan perilaku takabur :
1.
Selalu
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.
2.
Senantiasa
mensyukuri kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT.
3.
Beramal dengan
ikhlas hanya karena Allah bukan karena mengharpkan pujian manusia.
4.
Menghormati orang
lain dan menghargai pendapatnya.
5.
Memahami
dan menyadari tentang bahaya takabur, baik bahayanya di dunia maupun bahaya di
akhirat nanti.
6.
Menerima
setiap nikmat maupun kelebihan yang dimiliki semata-mata karena karunia Allah
SWT.
7.
Selalu mensyukuri
nikmat Allah.
8.
Menyadari bahwa
asal kejadian semua manusia adalah sama.
9.
Berusaha untuk
dapat bergaul dengan siapa saja denga baik, tanpa membeda-bedakannya.
10.
Menjauhi
perbuatan sia-sia atau maksiat
11.
Mencontoh
kepribadian rasulullah saw.
12.
Menyadari
kekurangan diri
BAB III
penutup
A. KESIMPULAN
Secara
istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggaan bahwa hanya
dirinya beranggapan yang paling hebat dan benar dibandingkan orang lain.
Takabur semakna dengan ta`azum, yakni menampakan keagungan dan kebesaranya.
Takabur termasuk termasuk sifat yang tercela yang harus di hindari.
Dijelaskan dalam firman Allah SWT :
إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong”. (QS..Al-Nahl [16]:23).
Tidak akan sombong kecuali orang yang
menganggap dirinya besar dantidak akan menganggap dirinya besar kecuali orang
yang menyakini memiliki sifat kesempurnaan. Pangkal hal tersebut adalah
kesempurnaan keagamaan dan keduniaan. Keagamaan adalah menyangkut ilmu dan
amal, sedangkan keduniaan menyangkut nasab, kecantikan, kekuatan,harta
kekayaan dan banyaknya pendukung.
B.
SARAN
Dari
pembahasan yang telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah-mudahan setelah
kita mempelajari pelajaran mengenai sifat tercela. Penulis menyarankan agar
kita tidak bersikap takabur walau kita memiliki kelebihan baik lahir maupun
batin. Seseungguhnya takabur adalah sifat tercela . Namun kita harus
menyadari bahwa kita adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan tujuan tidak
untuk menyombongkan diri di atas bumi melainkan untuk beribadah kepada Allah
SWT. Apapun yang kita lakukan di muka bumi ini semata-mata untuk mencari ridha
Allah SWT.
janganlah kalian takabur dengan apa
yang telah anda punya karena pepatah bilang di atas langit masih ada langit,
jadi jangan sekali kali kalian takabur.
BAB IV
A. ANALISIS PERMASALAHAN
Sifat
kekaguman dan membangga-banggakan diri dapat menimbulkan kesombongan dan
keangkuhan terhadap orang lain. Sifat ini adalah salah satu penyakit hati yang
sangat mencelakakan dan sulit dihindari. Dalam al-Qur’an sudah tertera larangan
dan ancaman serta bahaya yang akan ditimbulkan dari sifat takabur ini. Jika
seseorang sudah melekat pada sifat ini, maka segeralah mungkin untuk
mengobatinya dan menghindarinya, karena sifat ini sangat merugikan diri sendiri
maupun orang lain serta merugikan di dunia dan di akhirat.
Banyak hal yang menyebabkan orang
menjadi sombong akibat takabur di antaranya dalam ilmu pengetahuan, amal dan
ibadah, nisab, kecantikan, dan kekayaan. Seperti halnya dalam ilmu pengetahuan
sebagaimana dalam contoh kegiatan belajar peserta didik di sekolah. Sifat
takabur muncul tanpa disadari oleh peserta didik. Misalnya pada peserta didik
bernama A. Ketika si A mendapatkan nilai yang tinggi diantara teman-temannya.
Si A berprilaku takbur kepada teman-temannya yang mendapat nilai rendah.
Prilaku tersebut membuat peserta didik yang lain menjadi jengkel dan
menghindari si A. Walaupun sudah dihindari si A tetap saja mengulangi sifat
takaburnya tersebut ketika dia mendapatkan nilai tinggi. Tidak hanya sekedar
sombong akan nilainya, bahkan si A merasa dirinya paling cerdas dikelasnya dan
ia menganggap orang disekelilingnya bahkan gurunya memiliki kemampuan di bawah
si A. Dalam proses belajar ketika seorang guru yang sedang mengajar, dia tidak
menanggapi apa yang diajarkan oleh gurunya bahkan dia suka mengkritik gurunya.
Sikap si A yang seperti ini selalu ditunjukan secara terus menerus dalam
belajar di kelas. Dia merasa dirinya memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan
mudah memahami semua mata pelajaran tanpa dia mendengarkan penjelasan dari
gurunya. Akibat dari ketakaburannya ia dijauhi oleh temannya dan mendapatkan
pandangan buruk dari gurunya. Suatu ketika salah satu seorang guru mengadakan
ulangan harian di kelasnya yaitu mata pelajaran matematika, karena merasa bisa
si A mengerjakannya penuh percaya diri dengan menggunakan pemahamannya dan
tidak menggunakan rumus-rumus yang diberikan oleh si guru matematikanya. Pada
saat guru mengoreksi hasilnya mengejutkan si A yang takabur yang merasa dirinya
mampu dalam segala mata pelajaran, ternyata jawaban si A salah semua, karena
mengerjakan tidak sesuai dengan rumus. Dan teman-temanya yang lain mengerjakan
sesuai rumus sehingga mendapatkan nilai yang cukup memuaskan dibandingkan si A.
Teman-temannya pun mengetahui hal tersebut sehingga mereka membalas ketakaburan
si A sewaktu itu dengan memamerkan nilai mereka. Dari kejadian tersebut dia
merasa malu dan hilang kepercayaan dirinya. Melihat perubahan sikap si A yang
cenderung tertutup . melihat kejadian seperti itu pendidik memberikan motivasi
si A agar dia dapat merubah sikapnya dan menghilangkan sifat takaburnya. Dia
tidak boleh menyombongkan diri dan walau bagaimanapun harus menghargai guru
yang mengajarinya. Dan ketika dia paham terhadap pelajaran dia tidak boleh
sombong dan harus mengajari temannya yang belum paham.
B. SOLUSI
Berdasarkan analisis diatas dapat di
simpulkan :
- Sebagai
pendidik kita harus dapat memahami karakter masing-masing peserta didik.
Sehingga peserta didik yang baru mulai muncul sifat takaburnya itu harus
dicegah sebelum ia benar-benar menjadi orang yang takabur.
- Bagi
peserta didik yang lain diharapkan suatu ketika dia mendapatkan nilai tinggi
dia tidak menyontoh perilaku sifat takabur si A.
- Dalam
konteks akidah akhlak kita harus menyadari bahwa kita adalah makhluk Tuhan
yang diciptakan dengan tujuan tidak untuk menyombongkan diri di atas bumi
melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Apapun yang kita lakukan di muka
bumi ini semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT.
Sands Casino Resort - Las Vegas, Nevada - Review and
BalasHapusWelcome to the Sands Casino 바카라사이트 Resort in Las Vegas, Nevada, 제왕카지노 where you can enjoy a variety of table septcasino games and casino games, plus slots, blackjack and